Kontrak Pernikahan, Cinta yang Tak Terduga
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kontrak Pernikahan, Cinta yang Tak Terduga
Sinopsis:
Ketika dua hati yang awalnya hanya terikat oleh kontrak pernikahan, harus menjalani kehidupan bersama, takdir justru mempertemukan mereka pada sebuah perasaan yang tak bisa dihindari. Dari perjanjian semu, apakah cinta benar-benar bisa tumbuh?
Bab 1: Pernikahan Tanpa Cinta
Lara, seorang wanita karier yang keras kepala dan mandiri, terpaksa menerima tawaran pernikahan kontrak dari Arga, pria tajir dan dingin yang memiliki segalanya kecuali cinta.
“Ini hanya kontrak, bukan cinta. Kita hanya menjalani kewajiban,” ujar Arga dengan tegas saat mereka menandatangani surat perjanjian.
Lara mengangguk pelan. Baginya, ini solusi sementara untuk masalah keluarga yang mendesak.
Bab 2: Awal yang Canggung
Hari-hari pertama bersama dipenuhi dengan kesunyian dan jarak yang lebar. Mereka seperti dua orang asing yang terpaksa berbagi atap. Tapi ada sesuatu dalam tatapan Arga yang membuat Lara penasaran.
Bab 3: Awal yang Canggung
Pagi itu, Lara bangun dengan perasaan aneh. Ia teringat perjanjian kontrak yang baru saja ditandatangani semalam. Di rumah mewah itu, ia duduk di sudut ruang tamu sambil menatap secangkir kopi yang mulai dingin.
Arga masuk ke ruang tamu tanpa suara, membawa dokumen pekerjaan di tangannya. Matanya tajam menatap Lara, namun wajahnya tetap dingin.
“Kamu sudah siap untuk pertemuan hari ini?” tanyanya singkat.
Lara mengangguk, berusaha tidak menunjukkan kegelisahan. “Iya, aku akan pergi sebentar.”
Arga mengangguk dan pergi meninggalkan Lara sendiri. Mereka seperti dua orang yang berbagi rumah tapi tidak saling mengenal.
Bab 4: Titik Balik
Hari mulai gelap ketika Lara tiba-tiba merasa lemas. Kepala pusing, badan menggigil. Ia tersandar di dinding kamar, mencoba mengatur napas.
Tiba-tiba, Arga muncul dari balik pintu, matanya menatap cemas.
“Kamu kenapa? Kenapa kamu nggak bilang dari tadi?” suara Arga terdengar lebih lembut dari biasanya.
Lara mencoba tersenyum meski tubuhnya terasa lemah. “Aku nggak mau repot-repotin kamu.”
Arga mendekat dan membantunya duduk di sofa. Ia mengeluarkan termometer dan mengukur suhu Lara.
“Kamu demam tinggi. Aku akan panggil dokter.”
Lara menatap Arga dengan mata yang mulai berkaca-kaca. “Kenapa kamu peduli?”
Arga menarik napas panjang. “Karena kamu bukan sekadar partner kontrak. Aku nggak mau kamu sakit.”
Malam itu, Arga merawat Lara dengan sabar. Momen itu menghapus jarak yang selama ini mereka jaga.
Bab 5: Cinta yang Mulai Tumbuh
Setelah hari-hari penuh keheningan, Lara dan Arga mulai berbagi cerita.
“Kenapa kamu setuju nikah kontrak sama aku?” tanya Arga suatu sore ketika mereka duduk di balkon.
Lara tersenyum kecil. “Karena aku butuh waktu untuk keluarga, dan kamu butuh seseorang yang bisa jaga rumah.”
Arga tersenyum tipis. “Aku juga nggak nyangka bisa secepat ini nyaman sama kamu.”
Mereka tertawa bersama, merasakan kehangatan yang lama hilang.
Bab 6: Menghadapi Masa Lalu
Tapi tidak semua berjalan mulus.
Suatu hari, mantan Arga muncul dan menimbulkan keributan. Lara merasa cemburu dan terluka.
“Apa yang kamu rasakan sebenarnya? Ini cuma kontrak, kan?” tanya Lara dengan air mata.
Arga menghela napas. “Aku nggak mau kehilangan kamu.”
Bab 7: Keputusan Hati
Di hari terakhir kontrak, mereka berdiri di depan notaris.
“Aku ingin terus menikah denganmu, tanpa kontrak. Karena aku mencintaimu,” kata Arga tulus.
Lara tersenyum dan menggenggam tangan Arga. “Aku juga mencintaimu.”
Bab 8: Jatuh Cinta di Tengah Konflik
Hari-hari setelah keputusan itu, Lara dan Arga mulai membangun rumah tangga yang sebenarnya. Tapi bukan berarti semuanya mulus.
Suatu malam, saat Lara sedang sibuk mempersiapkan acara amal perusahaan, Arga tiba-tiba mengajak bicara serius.
“Ada sesuatu yang harus aku kasih tahu kamu,” ucap Arga pelan, menatap mata Lara.
Lara berhenti sejenak, menunggu.
“Aku sebenarnya sudah lama ada masalah dengan bisnis keluarga. Ini juga alasan aku ingin nikah kontrak dulu, supaya kamu nggak ikut terbawa masalah.”
Lara terdiam, hatinya campur aduk.
“Tapi aku nggak mau kamu hadapi semuanya sendiri,” lanjut Arga.
Lara menggenggam tangan Arga erat. “Kita akan hadapi bersama, Arga.”
Bab 9: Rahasia yang Terungkap
Beberapa hari kemudian, Lara menemukan dokumen rahasia di meja kerja Arga. Ternyata, ada rencana pengambilalihan perusahaan yang bisa menghancurkan bisnis keluarga Arga.
“Kenapa kamu nggak cerita dari awal?” tanya Lara dengan suara getir.
Arga menunduk, malu.
“Aku takut kamu berpikir aku lemah,” jawabnya jujur.
Lara memeluk Arga. “Kamu nggak perlu takut aku. Aku di sini bukan cuma karena kontrak. Aku karena kamu.”
Bab 10: Mendekatkan Hati
Konflik bisnis itu membawa mereka makin dekat. Arga mulai terbuka tentang ketakutannya, dan Lara menunjukkan bahwa dia bisa jadi pendukung terbaik.
Mereka belajar percaya dan bergantung satu sama lain.
Bab 11: Ujian Terberat
Tiba-tiba, mantan Arga datang kembali dengan niat mengacaukan rumah tangga mereka. Ia menyebarkan fitnah tentang Lara ke media.
“Jangan dengarkan gosip itu, Lara. Aku di sini, aku cinta kamu,” kata Arga sambil menggenggam tangan Lara kuat.
Lara menangis, tapi ia tahu ia harus kuat demi cinta mereka.
Bab 12: Cinta yang Memilih Bertahan
Di saat terberat itu, Lara dan Arga justru semakin menyadari bahwa mereka butuh satu sama lain.
Kontrak yang dulu hanya soal perjanjian kini berubah jadi janji hati.
Bab 13: Ketika Semua Terbuka
Setelah fitnah mantan Arga makin gencar, Lara dan Arga memutuskan untuk menghadapi semuanya bersama.
Di sebuah konferensi pers, Arga berdiri di samping Lara. Matanya penuh keyakinan.
“Aku bertanggung jawab penuh atas keluargaku dan bisnis ini. Tapi aku juga bertanggung jawab atas wanita yang aku cintai—Lara,” ucapnya tegas.
Lara merasa hatinya meleleh saat melihat keteguhan Arga.
Bab 14: Menyembuhkan Luka
Setelah badai berlalu, Lara dan Arga punya waktu untuk memperbaiki hubungan mereka.
Mereka berlibur ke sebuah villa di pegunungan, jauh dari hiruk-pikuk kota.
Di sana, mereka saling membuka hati, bercerita tentang masa lalu, mimpi, dan ketakutan.
Bab 15: Janji Sejati
Pada malam terakhir liburan, di bawah langit penuh bintang, Arga mengambil tangan Lara.
“Aku ingin nikah bukan karena kontrak, tapi karena aku ingin kamu menjadi istriku seumur hidup.”
Lara tersenyum bahagia, “Aku mau, Arga. Aku mau menjalani hidup ini bersamamu.”
Epilog: Cinta yang Tumbuh
Kontrak pernikahan telah usai, tapi kisah cinta mereka baru saja dimulai.
Dari dua orang asing yang terikat perjanjian, kini mereka menjadi pasangan yang saling mencintai dan saling menguatkan.
Cinta yang berawal dari kontrak, ternyata mampu mengubah segalanya.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar