Langkah Kecil, Impian Besar
Langkah Kecil, Impian Besar
Judul: Langkah Kecil, Impian Besar
Sejak kecil, Dira suka sekali menggambar. Ia bisa duduk berjam-jam di lantai rumah panggungnya di desa kecil di Sulawesi, hanya dengan pensil dan kertas bekas. Saat teman-temannya bermain layang-layang di lapangan, Dira lebih memilih menggambar langit dan layang-layang itu dari imajinasinya.
Namun, bagi banyak orang di sekitarnya, menggambar hanyalah hobi, bukan sesuatu yang bisa dijadikan masa depan. Ibunya sering berkata, “Belajar saja yang rajin. Jadi guru atau pegawai, itu baru jelas.”
Tapi Dira tetap menggambar, diam-diam, tanpa banyak bicara soal mimpinya menjadi ilustrator profesional. Ia mulai mengunggah karyanya ke media sosial menggunakan ponsel tua pinjaman kakaknya. Tidak banyak yang melihat, tapi satu demi satu, orang mulai memperhatikan.
Suatu hari, seorang penulis anak-anak dari Jakarta mengirim pesan: "Hai Dira, aku suka sekali gambarmu. Mau nggak ilustrasikan buku cerita anak yang sedang kutulis?"
Jantung Dira berdetak kencang. Ia hampir tak percaya. Ia menyanggupi dengan suara gemetar, meski dalam hati penuh keraguan. "Apa aku cukup bagus?" pikirnya.
Proyek itu selesai dalam tiga bulan. Buku itu pun terbit dan mulai dikenal. Dari sana, tawaran demi tawaran datang. Dira mulai diundang ke kota-kota besar untuk memberi workshop, bahkan sekali ke luar negeri.
Bertahun-tahun kemudian, di acara peluncuran buku anak hasil kolaborasi dengan penerbit besar, seorang wartawan bertanya, "Apa yang membuatmu terus menggambar, meski dulu banyak yang bilang itu bukan jalan hidup?"
Dira tersenyum, lalu menjawab, “Karena waktu kecil, aku pernah punya mimpi... dan aku terus berjalan ke arahnya, meski pelan.”
Pesan moral:
Impian memang tidak selalu mudah diraih, tapi dengan ketekunan, keberanian, dan langkah-langkah kecil yang konsisten, mimpi itu bisa menjadi kenyataan.
Komentar
Posting Komentar