Lantai Tiga Tak Pernah Dibuka

 Lantai Tiga Tak Pernah Dibuka


1. Rumah Tua di Jalan Mawar
Tari pindah ke kota kecil bersama ibunya setelah ayahnya meninggal. Mereka tinggal di rumah warisan keluarga di Jalan Mawar—sebuah rumah tua bergaya kolonial yang sudah lama kosong. Rumah itu memiliki tiga lantai, tapi ibunya memperingatkan:

“Jangan pernah naik ke lantai tiga.”

Tari mengangguk, tapi rasa penasaran selalu membisik di pikirannya. Mengapa tidak boleh? Apa yang ada di atas?

2. Langkah-Langkah di Malam Hari
Malam pertama, Tari terbangun karena mendengar suara langkah kaki di atas plafon kamarnya. Padahal lantai tiga tak dipakai. Ia mengintip ke lorong, semuanya gelap. Tapi suara itu masih terdengar—seperti seseorang menyeret kaki, perlahan.

Ia membangunkan ibunya. Tapi sang ibu hanya menatapnya dengan mata lelah dan berkata pelan,

“Kalau kau dengar sesuatu... diam saja. Jangan balas.”

3. Pintu yang Terkunci dari Dalam
Beberapa hari kemudian, saat ibunya pergi ke pasar, Tari melihat pintu tangga menuju lantai tiga sedikit terbuka. Rasa penasaran menelan rasa takutnya. Ia naik perlahan. Tangga kayu berderit, udara terasa lebih dingin.

Di puncak tangga, ada pintu kayu tua—berkarat dan penuh goresan. Yang aneh, gagangnya berdarah. Tari mundur, ngeri, lalu mendengar suara dari balik pintu:

“Tolong... aku di dalam...”

Suara itu mirip suaranya sendiri.

4. Terungkapnya Kebenaran
Ketika ibunya kembali, Tari menceritakan semuanya. Wajah sang ibu langsung pucat. “Kau sudah membangunkannya,” katanya, gemetar. Ia menarik Tari dan memeluknya.

Malam itu, angin bertiup sangat kencang. Semua lampu padam. Dan di lorong lantai dua, berdiri seseorang yang mirip Tari, tapi matanya kosong dan hitam. Ia tersenyum lebar.

“Akhirnya... aku bebas.”

5. Penutup
Keesokan paginya, tetangga menemukan ibu Tari duduk di teras rumah, tubuhnya gemetar. Ia tak berhenti berkata, “Dia bukan anakku... yang turun bukan Tari...”

Dan di lantai tiga, pintunya kembali tertutup rapat. Tapi sesekali, jika kau lewat malam-malam di depan rumah itu, kau bisa mendengar suara gadis tertawa... dari jendela lantai paling atas.


nantikan versi panjang nya



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jam Tua di Loteng

Lorong Kamar 307

Cinta yang Tak Tersentuh